Manajemen 
SDM berhubungan dengan pengendalian sistem formal dalam organisasi, 
untuk menjamin penggunaan dan pengembangan bakat manusia secara efektif 
dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan. Peran strategis Manajemen 
SDM, antara lain: a.Sebagai  connecting role, 
menghubungkan peran antara SDM dengan bisnis, memahami tujuan bisnis 
hendak kemana dan membantu mendukung pencapaian kinerja bisnis, dan 
meningkatkan keterlibatan  pada isu strategis perusahaan. b.Sebagai enabling role, yaitu menempatkan pihak lain (baik internal maupun eksternal perusahaan) sebagai customer yang harus dilayani kebutuhannya (customer first). c.Sebagai monitoring role, dengan cara memanfaatkan Human Resources Information System (HRIS). d.Sebagai inovating role, melalui pengukuran efektivitas dan efisiensi SDM. e.Sebagai adapting role, dengan menggunakan perannya yang fleksibel untuk mengurangi hambatan birokrasi pada perusahaan.
Apa hubungan tanggung jawab manajer SDM dengan manajer perusahaan?
Tanggung jawab manajer SDM, adalah: a.Membuat perencanaan SDM yang strategis di level perusahaan (corporate level).
 b.Merancang sistem data dan informasi manajemen SDM. c.Menyusun dan 
menganalisis data dari para manajer di seluruh jajaran mengenai jumlah 
dan jenis kebutuhan staf. d.Menerapkan rencana SDM yang telah disetujui 
Direksi. e.Berkoordinasi melaksanakan perencanaan SDM dengan Divisi dan 
fungsi lain dalam perusahaan.
Sedangkan 
tanggung jawab manajer perusahaan adalah: a.Mengidentifikasi kekuatan 
dan kebutuhan SDM di unit kerjanya. b.Mengintegrasikan rencana SDM di 
unit kerjanya dengan rencana Corporate Plan di tingkat 
perusahaan. c.Melakukan koordinasi dengan Divisi SDM dalam rangka 
memenuhi kebutuhan, harapan jumlah dan jenis pekerja yang dibutuhkan 
dalam waktu yang tepat. d.Melaksanakan strategi SDM yang telah 
ditetapkan oleh Direksi untuk unit kerjanya. Pada dasarnya setiap 
manajer di perusahaan dituntut berperan sebagai manajer SDM yang baik,
Pengelolaan 
SDM yang baik, dilaksanakan secara berkesinambungan melalui rangkaian 
aktivitas yang terintegrasi dalam kerangka arsitektur SDM, mulai dari 
aktivitas planning, acquiring, developing, retaining and maintaining, performance management dan terminating.
 Dengan pengelolaan SDM yang baik, dapat diciptakan SDM yang profesional
 dalam jumlah memadai berdasarkan keahlian yang dibutuhkan sesuai 
tuntutan perkembangan usaha, sehingga tercapai produktivitas SDM yang 
optimal dalam mendukung keberhasilan implementasi strategi yang telah 
ditetapkan.
Pendidikan dan Pelatihan, diperlukan untuk mendukung strategi SDM yang berkesinambungan
Untuk 
menghasilkan kualitas SDM yang berkualitas, diperlukan pendidikan dan 
pelatihan yang terus menerus. Pendidikan ini bisa dilakukan secara 
internal perusahaan, in house training, ataupun mengirimkan pekerja secara bergantian ke berbagai training provider baik di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk melakukan seminar, workshop dan lain-lain.
Pendidikan 
dan pelatihan SDM bertujuan, untuk: a).Menyediakan pekerja yang siap 
pakai baik dari sisi kompetensi, manajerial, maupun perilaku, sehingga 
memberikan kontribusi positif bagi perusahaan. b).Dilakukan secara terus
 menerus dan sistematis, baik untuk yang berkaitan dengan kenaikan 
pangkat dan jabatan, maupun pembekalan. c).Menyiapkan kaderisasi bagi 
jabatan-jabatan yang akan dikembangkan perusahaan di masa yang akan 
datang, sehingga pada saatnya tidak memerlukan waktu untuk pengisian 
jabatan tersebut. d) Bekerjasama dengan unit kerja lain untuk memperoleh
 data kebutuhan training (training need assessment). e) Menyiapkan pool of talents yang merupakan core competency perusahaan, baik melalui klasikal training maupun knowledge-based management, dan e-learning.
Beberapa 
perusahaan telah memberikan perhatian yang penuh dalam memberikan 
pendidikan dan pelatihan bagi para pekerja nya, menyusun road map
 agar pendidikan dan pelatihan bisa berkesinambungan, untuk regenerasi 
pimpinan perusahaan. Secara garis besar program pendidikan dan pelatihan
 terdiri atas:
- Program pembekalan bagi para pekerja yang baru masuk. Pendidikan yang diberikan berupa pembekalan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan pada saat pekerja yang bersangkutan menduduki jabatan yang baru, sesuai yang direncanakan saat perekrutan.
 - Pendidikan pengembangan. Merupakan pendidikan yang diberikan kepada pekerja yang sudah atau akan dipromosikan ke jenjang ekselon yang lebih tinggi dalam layer manajerial. Dapat pula berupa pendidikan S2 di dalam negeri maupun di luar negeri untuk para staf yang dinilai mempunyai potensi untuk menjadi pimpinan yang tangguh di masa depan.
 - Pendidikan aplikasi. Pendidikan ini bertujuan untuk meningkatkan dan memperdalam pengetahuan, serta ketrampilan pekerja dalam mendukung pekerjaannya sesuai jabatan yang diduduki saat ini. Pendidikan aplikasi dapat dilaksanakan secara in house training, maupun mengikut sertakan pekerja dalam public course, baik di dalam maupun di luar negeri. In house training yang diselenggarakan termasuk workshop, seminar atau benchmarking profil bisnis yang potensial, yang bertujuan memberikan gambaran terhadap industri yang bersangkutan beserta tip dan tricks dari para pelaku bisnis yang memberikan pelatihan.
 
Agar SDM 
mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang terintegrasi sesuai 
pengalaman kerjanya, maka perusahaan perlu mengembangkan matriks 
pendidikan dan pelatihan, yang kemudian digambarkan dalam blue print pendidikan. E learning dapat digunakan sebagai metode delivery,
 yang dapat digunakan perusahaan dalam menyelenggarakan pendidikan, 
terutama bagi perusahaan yang mempunyai jaringan luas dan tersebar ke 
berbagai wilayah, baik di dalam maupun di luar negeri.
Beberapa 
manajemen perusahaan memberikan komitmennya terhadap kelangsungan proses
 kepemimpinan di perusahaan, selain dengan memberikan program pendidikan
 eksekutif, juga dengan membentuk “Learning Organization”, yang didukung oleh implementasi knowledge management
 di seluruh jajaran organisasi. Program ini,  seperti yang dilakukan 
oleh salah satu Bank, contohnya sebagai berikut: Manajemen dan karyawan 
berbagi pengetahuan melalui berbagai bentuk program, misal: STOP (Sharing with Top Management), SOS (Senior Officer Sharing), Morning Briefing, Lesehan (Learning, Sharing & Fun), MITHOS (Meet The Authors) dan Bedah Buku. Hal ini juga dilakukan di Bank lain, antara lain dengan melakukan cascading learning sebagai bentuk continued learning,
 yaitu suatu sistem  pembelajaran berkelanjutan dimana para manajer lini
 berpartisipasi dalam pembinaan dan pengembangan pengetahuan, 
ketrampilan dan attitude para pekerja binaannya, melalui coaching, mentoring dan counseling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar