1.      
Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu Matakuliah
Dasar Umum (MKDU)
1.      
Definisi, tujuan ISD dan IPS
1.1.1.       
Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar (ISD) merupakan
suatu ilmu yang mempelajari masalah-masalah social, khususnya masalah-masalah
yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan teori yang
berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu ilmu social.
Tujuan dari Ilmu Sosial Dasar ini
ada tiga, antara lain :
1.      
Memahami dan menyadari adanya masalah-masalah
social yang terjadi dalam masyarakat.
2.      
Warga Indonesia dapat memiliki sikap dan tingkah
laku yang baik dalam bermasyarakat. Untuk meminimalisir keributan ataupun
kericuhan.
3.      
Peka terhadap masalah-masalah social dan tanggap
untuk ikut serta dalam usaha mencegah dan menanggulanginya.
1.1.2.       
Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
adalah ilmu yang mempelajari tentang unsur-unsur atau nilai-nilai dari
berinteraksi sosial, nilai kehidupan dalam melakukan suatu kegiatan, berpikir
menjadi orang yang mempunyai tenggang rasa sesama manusia. Didalam ilmu
pengetahuan sosial dibagi menjadi beberapa ilmu seperti : sejarah, geografi,
ekonomi, dll.
Tujuan dari Ilmu Pengetahuan Sosial
ditujukan agar peserta didik peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan
yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari
baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
2.      
Perbedaan dan Persamaan ISD dan IPS
1.2.1.       
Perbedaan ISD dan IPS
Terdapat tiga perbedaan antara ISD dan IPS, antara lain :
1.      
Ilmu Sosial Dasar diberikan di perguruan tinggi,
sedangkan IPS diberikan di SD hingga SMA.
2.      
Ilmu Sosial Dasar merupakan satu mata kuliah
tunggal, sedangkan IPS terdiri dari sejumlah mata pelajaran.
3.      
ISD diarahkan untuk pembentukan sikap, sedangkan
IPS untuk pembentukan keterampilan.
1.2.2.       
Persamaan ISD dan IPS
Terdapat 3 persamaan antara ISD
dan IPS, antara lain :
1.      
Keduanya merupakan ilmu yang berhubungan dengan
masyarakat dan hampir memiliki ruang lingkup yang sama dalam kemasyarakatan.
2.      
Merupakan bahan studi untuk program pengajaran.
3.      
Keduanya terdiri darikenyataan dan masalah
sosial.
3.      
Ruang Lingkup ISD
1.3.1.       
Tiga Golongan Bahan Pengajaran ISD
ISD adalah ilmu yang didefinisikan berdasarkan nilai penduduk/masyarakat
yang bertempat di satu wilayah/Negara yang dapat menilai, menyimpulkan, dan
juga menganalisis suatu permasalahan yang berada di sekelilingnya dengan
bersosialisasi, yang terpenting dalam ISD yaitu : (Fakta, Konsep, dan Teori)
nilai tersebut semua diambil dari sejarah, ekonomi, geografi sosial, sosiologi,
antropologi, psikologi sosial. Disetiap masalah pasti ada jalan keluarnya, maka
dari itu didalam ISD terdapat tiga golongan bahan pelajaran seperti dibawah ini
:
1.      
Nilai yang menjadikan sebuah masalah masyarakat
yang menjadi keprihatinan public yang harus segera diselesaikan karena apabila
tidak diselesaikan keributan tersebut akan ke wilayah masyarakat yang belum
pernah menghadapi masalah seperti itu maka akan merusak lingkungan tersebut.
2.      
Menangani sebuah permasalahan yang timbul akibat
disengaja ataupun tidak disengaja, kita harus bias mempelajari masalah tersebut
agar tidak muncul masalah yang sama dengan tingkat kerumitan yang berbeda.
3.      
Sesuatu yang keterkaitannya dengan masalah yang
berhubungan dengan masalah yang satu dengan masalah yang lainnya, merupakan
obyek yang tidak mudah untuk mencari sumber masalahnya apabila semuanya
memiliki keterkaitan dalam sumber yang sama.
2.      
Manusia dan Kebudayaan
1.      
Unsur-Unsur yang Membangun Manusia
Manusia  di alarn dunia  ini memegang 
peranan  yang unik,  dan 
dapat  dipandang  dari banyak segi. Dalarn ilmu eksakta,
manusia dipandang  sebagai kumpulan  dari partikel-partikel atom  yang 
membentuk  jaringan-jaringan   sistem 
yang  dimiliki  oleh 
manusia  (ilmu  kimia), manusia  merupakan 
kumpulan  dari berbagai  sistem 
fisik yang  saling  terkait 
satu  sarna  lain dan 
merupakan   kumpulan   dari 
energi  (ilmu  Fisika), 
manusia  merupakan   mahluk 
biologis yang  yang  tergolong 
dalam  golongan  mahluk 
mamalia  (biologi).  Dalam 
ilmu-ilmu   sosial, manusia
merupakan  mahluk yang ingin memperoleh  keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap
kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi). manusia merupakan  mahluk sosial 
yang  tidak  dapat 
berdiri  sendiri  (sosiologi). 
mahluk  yang  selalu 
ingin  mempunyai kekuasaan   (politik). 
mahluk  yang  berbudaya, 
sering  disebut  homo-humanus  
(filsafat).  dan lain sebagainya.
Dari definisi-definisi  
tersebut  diatas  kita dapat 
melihat  bahwa  manusia 
selain  dapat dipandang  dari banyak 
segi, juga  mempunyai  banyak kepentingan.  Tetapi 
siapakah  manusia itu
sebenamya   ? dengan  berdasar 
pada  uraian  di atas 
tentu kita  akan  mengalami 
kesulitan dalam  menjawab  pertanyaan 
tersebut, oleh karena  itu kita
kan mencoba  mencrangkan   siapa manusia  itu dari 
unsur-unsur  yang membangun  manusia.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang
unsur -unsur yang  membangun   manusia
1)      
Manusia 
itu terdiri  dari empat  unsur 
yang saling  terkait,  yaitu :
a.      
Jasad             :
badan kasar manusia yang nampat pada luarnya, dapat diraba dan           difoto
dan menempati ruang dan waktu.
b.     
Hayat            :
mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
c.      
Ruh                :
bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan   memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta
yang bersifat                                            konseptual yang menjadi pusat lahirnya
kebudayaan.
d.     
Nafs              :
dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
2)      
Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga
unsur, yaitu :
a.      
Id                    :
merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak Nampak,
Id merupakan libido murni atau energy psikis yang menunjukkan ciri alami yang
irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan
proses-proses ketidaksadaran (unconscious).
b.     
Ego                :
merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id,
seringkali disebut sebagai kepribadian “Eksekutif” karena peranannya dalam
menghubungkan energy Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh
orang lain.
c.      
Superego    :
merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia
lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal
dalam diri individu superego terbentuk dari lingkungan eksternal.
Dari uraian  di atas dapat mengkaji  aspek tindakan  manusia 
dengan  analisa  hubungan antara tindakan dan usur-unsur
manusia. Seringkali, misalnya orang yang senang terhadap penyimpangan  terhadap nilai-nilai masyarakat  dapat diidentifikasi  bahwa orang tersebut lebih dikendalikan  oleh Id dibanding  super ego-nya, atau seringkali  ada kelainan 
yang terjadi pada manusia, 
misalnya  orang  yang 
berparas  buruk dan bertubuh  pendek 
berani  tampil  ke muka umum, 
dapat  diterangkan  dengan 
mengacu  pada  unsur 
nafs  (kesadaran  diri) 
yang  dimiliki oleh manusia.  Kesemua 
unsur tersebut dapat digunakan 
sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.
2.      
Hakikat Manusia
a.      
Mahluk 
ciptaan  Tuhan  yang terdiri 
dari  tubuh  dan jiwa 
sebagai satu  kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit
tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap.
Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya
abstrak tetapi abadi. jika manusia meninggal, jiwa  lepas dari 
tubuh dan kernbali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa  tidak mengalami kebancuran. Jiwa adalah roh
yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
b.     
Mahluk 
ciptaan Tuhan  yang paling
sempurna, jika  dibandingkan  dengan mahluk lainnya.
Kesempumaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia
dilengkapi oleh penciptanyadengan akal, perasaan,dan kehendakyang
terdapatdidalamjiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia rnampu menciptakan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan
manusia mampu rnempertimbangkan. menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran,
keindahan. kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan,
manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu
ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi
adalah
c.      
Mahluk 
biokultural,  yaitu mahluk  hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor
hayati dan budayawi. Sebagai mahluk hayati, manusia dapat dipelajari dari
segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia. psikobiologi. patologi,
genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai mahluk
budayawi manusia dapat dipelajari dari segi - segi : kemasayarakatan.
kekerabatan. psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas. bahasa, dan
sebagainya.
d.     
Mahluk 
ciptaan  Tuhan  yang 
terikat  dengan  Iingkungan 
~ekologi), mempunyai
Ikualitas dan martabat   karena  kemampuan 
bekerja  dan  berkarya
Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran
"eksistensialisme" memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit
adalah mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi). memiliki
sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis dan religius.
Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap duma sekitarnya sebagai dunia
yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan, tarian,
nyanyian yang indah. Dengan ens, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke
dalam tingkatanmanusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan
dipertanggungjawabkan.  Dengan kchidupan
religius, manusia menghayati pertemuannya  
dengan  Tuhan.
Semakin  dekat seseorang dcngan
Tuhan, semakin dekat pula i~ menuju 
kesempumaan dan  semakin  jauh 
ia diJepaskan  dari  rasa kckhawaliran.   Semakin 
mendalam   penghayatan
terhadap  Tuhan  semakin 
bermakna  pula kehidupannya,  dan 
akan terungkap  pula  kenyataan manusia  individual 
atau  kcnyataan  manusia 
subyektif  yang  mcmiliki 
harkat  dan  martabat tinggi.
3.      
Kebiasaan Bangsa Timur
Manusia dimuka bumi ini mendiami wilayah yang berbeda, ada yang mendiami
wilayah timur, wilayah barat dan wilayah timur tengah. Hal ini membuat
kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu
wilayah berbeda dengan yang lainnya. Negara Indonesia termasuk ke dalam bangsa
Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur
dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang-orang dari
wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur, mengapa? Karena
mereka senang dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualis dan
saling tolong menolong.
Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh
suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan.
Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai
sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian bangsa timur, kita tinggal di
Indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, dikenal sebagai bangsa yang
berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah
dan bersahabat.
Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar
berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata
sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup
mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi
norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur
kebanyakan meniru kebiasaan orang barat. Kebiasaan orang barat yang tidak
sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi
kejiwaan orang timur itu sendiri.
Pada umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran
terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat
istiadat yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang kepribadian
bangsa Timur kita tidak bisa selalu beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur
lebih baik dari bangsa Barat. Karena semua hal pasti ada sisi positif dan
negatifnya. Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya baik.
Secara garis besar kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur
kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan
dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya :
Handphone, komputer, dll.
Unsur-unsur Kebudayaan Asing yang Sulit Diterima
Unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima antara lain :
1.      
Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan
seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2.      
Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama
proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu
masyarakat.
3.      
Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai
individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk
melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai
orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
4.      
Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi,
selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diterima atau Tidaknya Suatu Unsur
Kebudayaan Baru
Faktor-faktornya antara lain :
1.      
Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau
kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar
masyarakat tersebut.
2.      
Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan
dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3.      
Corak struktur sosial suatu masyarakat turut
menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan
sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4.      
Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya
sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur
kebudayaan yang baru tersebut.
5.      
Apabila unsur yang baru itu memiliki skala
kegiatan yang terbatas.
4.      
Definisi Kebudayaan
Apabila kita berbicara tentang 
kebudayaan,  maka kita langsung
berhadapan  dengan pengertian istilahnya.
Pengertian kebudayaan menyangkut  
bermacam-rnacam  definisi yang
telah dipikirkan oleh sarjana-sarjana 
bidang sosial budaya diseluruh dunia.
Dua orang  antropolog  terkemuka 
yaitu  Melville  J. 
Herkovits   dan  Bronislaw Malinowski mengemukakan  bahwa Cultural Determinism berarti segala
sesuatu yang terdapat di  dalam
masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.
Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic,  karena kebudayaan yang turun temurun dari
generasi ke generasi hidup terus. Walaupun orang-orang yang menjadi anggota
masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan 
kematian dan kelahiran. 
Pengertian kebudayaan meliputi bidang yang luasnya seolah-olah  tidak ada batasnya. Dengan demikian sukar
sekali  untuk mendapatkan  pembatasan pengertian atau definisi yang
tegas dan terinci yang mencakup segala sesuatu yang seharusnya  termasuk 
dalam pengertian tersebut. Dalam pengertian sehari-hari istilah
kebudayaan sering diartikan sam a dengan kesenian, terutama seni suara dan seni
tari.
Kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata
budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam 
bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere. yan~ berarti mengolah
tanah. jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai "segala sesuatu
yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah
tanah atau tcmpat tinggalnya.,  atau
dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan
mempertahankan  hidupnya di dalamlingkungannya  ". Budaya dapat pula diartikan sebagai
himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang
ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan  kelompok sosial tertentu.
Kebudayaan  dengan demikian
mencakup  segala aspek kehidupan manusia,
baik yang sifatnya material, seperti peralatan-peralatan  kerja dan teknologi, maupun yang
non-material, scpcrti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
5.      
Wujud Kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu : 
1.      
Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia :
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat,
dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya. atau dengan perkataan
lain. dalam alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka dalam tulisan, maka
lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-bukuhasil
karya para penulis warga masyarakat yang bersangkutan.
2.      
Kompleks 
aktivitas  :
Berupa   aktivitas  manusia  
yang  saling  berinteraksi,   bersifat 
kongkret,   dapat  diamati  
atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial
ini terdiri dariaktivitas-aktivitas manusia-rnanusia   yang berinteraksi,  berhubungan. 
serta bergaul  satu  dengan 
yang  lain dari detik  ke detik, 
dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun,  selalu menurut  pola-pola 
tertentu yang berdasarkan  adat
tata kelakuan.  Sebagai rangkaian  aktivitas manusia dalam  masyarakat, sistem sosial bersifat
konkret,  terjadi disekeliling  kita sehari-hari, bisa diobservasi,  difoto dan didokumentasi.
3.      
Wujud 
sebagai  benda :
Aktivitas  manusia  yang 
saling  berinteraksi  tidak lepas 
dari  berbagai  penggunaan  
peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan  
benda  untuk  berbagai 
keperluan  hidupnya.  Kebudayaan  
dalam  bentuk  fisik yang 
kongkret  bisa juga  disebut kebudayaan  fisik, mulai dari benda yang diam  sampai 
pada benda  yang  bergerak.
Ketiga wujud dari kebudayaan tadi, dalam kenyataan kehidupan
masyarakat  tak terpisah satu  sama 
lain.  Kebudayaan   ideal 
dan  .adat istiadat  mengatur 
dan  memberi   arah 
kepada tindakan-tindakan  
dan  karya  manusia. 
Baik pikiran-pikiran  dan  ide-ide 
, maupun  tindakan dalam karya
manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan
fisik membentuk  suatu lingkungan hidup
tertentu yang makin lama makin menjauhkan 
manusia dari  lingkungan   alamialmya 
sehingga  mempengaruhi   pula pola-pola  perbuatannya, bahkan juga  cara berpikirnya.
6.      
Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan  sebagai karya manusia
memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn 
dalam karyanya  Variations in
Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di
dunia,  secara  universal 
menyangkut  lima  masalah 
pokok  kehidupan  manusi, 
yaitu  :
1.      
Hakekat 
hidup  manusia  ( MH  )
Hakekat   hidup  untuk 
setiap  kebudayaan   oerbeda 
secara  ekstem;   ada 
yang  berusaha untuk
memadamkan  hidup, ada pula yang dengan
pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup 
sebagai  suatu  hal yang baik, "mengisi  hidup"
2.      
Hakekat 
karya  manusia  ( MK  )
Setiap kebudayaan  hakekatnya  berbeda-beda, 
diantaranya  ada yang beranggapan  bahwa karya bertujuan untuk hidup. karya
memberikan kedudukan atau kehormatan, 
karya merupakan  gerak  hidup 
untuk  menambah  karya 
lagi.
3.      
Hakekat 
waktu  manusia  ( WM  )
Hakekat  waktu untuk setiap
kebudayaan  berbeda;  ada yang berpandangan  mementingan orientasi  masa 
lampau,  ada pula  yang 
berpandangan  untuk  masa 
kini  atau masa  yang akan 
datang. 
4.      
Hakekat 
alam  manusia  (MA)
Ada kebudayaan   yang
menganggap  manusia  harus mengeksploitasi    alam atau memanfaatkan    alam 
semaksimal   mungkin.   ada 
pula  kebudayaan   yang 
beranggapan manusia  harus  harmonis 
dengan  alam  dan manusia 
harus  menyerah  kepada 
alam
5.      
Hakekat 
hubungan  manusia  (MN)
Dalam hal ini ada yang mementingkan 
hubungan  manusia  dengan 
manusia.  baik secara horizontal
(sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh).  Ada pula yang berpandangan
individualistis  (menilai tinggi kekuatan
sendiri).
7.      
Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang
dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang
bersangkutan, antara  lain
aturan-aturan.  norma-norma  yang digunakan  sebagai pegangan  dalam 
kehidupan. juga  teknologi,  selera, 
rasa keindahan  (kesenian).  dan 
bahasa.
Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam
masa-masa  silam. Biasanya suatu
masyarakat  hidup bertetangga dengan
masyarakat-masyarakat   lainnya dan
antara mereka terjadi  
hubungan-hubungan, mungkin  
dalam   lapangan   perdagangan.    pemerintahan    dan sebagainya.  Pada saat itulah unsur-unsur  masing-masing 
kebudayaan  saling menyusup.  Proses migrasi   besar-besaran.    dahulu  
kala.  mempermudah    berlangsungnya    akulturasi  
tersebut. Beberapa  masalah  yang 
menyangkut  proses  tadi adalah 
:
a.      
Unsur-unsur  
kebudayaan   asing  manakah 
yang  mudah  diterima. 
b.     
Unsur-unsur  
kebudayaan   asing manakah  yang 
sulit diterima.
c.      
Individu-individu   manakah 
yang cepat  menerima  unsur-unsur 
yang  barn.
d.     
Ketegangan-ketegangan    apakah 
yang  timbul  sebagai 
akibat  akulturasi  tersebut.
8.      
Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia
sebagai perilaku  kebudayaan, dan
kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.  Tetapi apakah sesederhana itu hubungan
keduanya  ?
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,
maksudnya  bahwa walaupun  keduanya 
berbeda tetapi keduanya mcrupakan 
satu kesatuan.  Manusia  menciptakan kebudayaan.  dan setelah kebudayaan  itu tercipta maka kebudayaan  mengatur 
hidup  manusia agar sesuai
dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya 
merupakan  satu kesatuan.  Contoh sederhana  yang dapat kita lihat adalah hubungan  antara manusia  dengan 
peraturan-peraturan kemasyarakatan,  
Pada  saat awalnya  peraturan 
itu dibuat  oleh manusia.  setelah 
peraturan  itu jadi  maka 
manusia  yang membuatnya  harus 
patuh kepada  peraturan  yang dibuatnya  sendiri itu. 
Dengan   demikian   dapat  
disimpulkan    bahwa   manusia  
tidak   dapat   dilepaskan   
dari kebudayaan,   karena  kebudayaan  
itu merupakan  perwujudan  dari 
manusia  itu  sendiri. 
Apa yang  tercakup  dalam 
satu kebudayaan  tidak akan
jauh  menyimpang  dari kemauan 
manusia yang  membuatnya.
Dari  sisi lain, hubungan  antara 
manusia  dan  kebudayaan 
ini dapat  dipandang  setara dengan hubungan  antara manusia dengan masyarakat dinyatakan
sebagai dialektis. maksudnya saling 
terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga
tahap  yaitu  :
1.            Eksternalisasi, yaitu
proses dimana manusia mengekspresikan 
dirinya dengan membangun dunianya. 
Melalui  ekstemalisasi   ini masyarakat  menjadi 
kenyataan  buatan  manusia
2.            Obyektivasi, yaitu  proses 
dimana  masyarakat menjadi
realitas obyektif, yaitu  suatu kenyataan
yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan  membentuk perilaku manusia.
3.            Intemalisasi.  yaitu proses dimana masyarakat disergap
kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa 
manusia  mempelajari  kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat
hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk  oleh 
masyarakat.
Apabila  manusia  melupakan  
bahwa  masyarakat   adalah 
ciptaan  manusia.   dia 
akan menjadi  terasing  atau tealinasi.
Manusia  dan kebudayaan, atau
manusia dan masyarakat, oleh karena  itu
mempunyai hubungan  keterkaitan  yang erat satu sama lain. Pada kondisi
sekarang  ini kita tidak dapat lagi
membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa  terhadap keberadaan keduanya harus
menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan
dengan lebih cermat.
3.      
Konsep Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan
3.1. Pendekatan
Kesusastraan
lBD, yang  semula  dinamakan 
Basic Humanities,  berasal  dari 
bahasa  Inggris  the hu manities. Istilah  ini berasal 
dari bahasa latin Humanus,  yang
berarti  manusiawi,  berbudaya, dan  halus. 
Dengan  mempelajari  the humanities  orang 
akan menjadi  lebih
manusiawi,  lebih berbudaya  dan lebih 
halus.  Jadi the humanities  berkaitan 
dengan  masalah  nilai, 
yaitu  nilai kita  sebagai 
homo  humanus.
Untuk  menjadi  homo 
humanus,  manusia  hams 
mempelajari  ilmu,  yaitu 
the humani ties, disamping 
tanggung jawabnya  yang lain. Apa
yang dimasukkan  kedalam  the humanities masih  dapat 
diperdebatkan,   dan  kadang-kadang   disesuaikan  
dengan  keadaan   dan 
waktu. Pada umumnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan
cabang-cabangnya  tennasuk sastra,  sejarah, 
cerita  rakyat,  dan. sebaginya   Pada 
pokoknya  semua  mempelajari  
masalah manusia  dan budaya. Karena
itu ada yang menteIjemahkan  the
humanities  menjadi  ilmu-ilmu kemanusiaan,   ada juga 
yang menteIjemahkan menjadi pengetahuan budaya,
Hampir  disetiap jaman, seni
termasuk. sastra memegang  peranan  yang penting 
dalam the  humanities.   Ini 
terjadi  karena  seni 
merupakan   ekspresi  nilai-nilai  
kemanusiaan,   dan bukannya  formulasi 
nilai-nilai  kemanusiaan  seperti yang terdapat  dalam 
filsafet atau agama. Dibanding dengan 
cabang  the  humanities 
yang  lain,  seperti 
misalnya ilmu  bahasa,   seni memegang   peranan  
yang  penting,   karena 
nilai-nilai   kemanusiaan   yang 
disampaikannya normatif.
Karena   seni   adalah  
ekspresi    yang   sifatnya  
tidak   nonnatif.     seni 
lebih   mudah berkomunikasi.   Karena 
tidak normatif,  nilai-nilai  yang disampaikannya   lebih 
fleksibel,  baik isinya  maupun 
earn penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman,  sastra
mempunyai  peranan yang lebih penting.
Alasan pertama, karena  sastra
mempergunakan   bahasa. Sementara  itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk
menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk
memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia
mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian
melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakanbahasa.Dalamusahanyauntuk
mengaturhubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial,
manusia mempergunakan bahasa.  Dengan
demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah
mempennudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya
sastra adalah penjabaranabstraksi.Sementaraitu filsafat, yangjuga
mempergunakanbahasa,adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan. dan
lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah  yang menyebabkan filsafat kurang
berkomunikasi.
Cabang-cabang seni yang lain pada hakekatnya juga abstrak. Gerak-gerik
dalam seni tari, misalnya, masih perlu dijabarkan. Meskipun bunyi-bunyi dalam
seni musik lebih cepat dinikmati, bunyi-bunyi itu sendiri masih memerlukan
penafsiran. Sebaliknya sastra adalah penafsiran itu sendiri. Meskipun didalam
penafsiran itu sastra masih dapat ditafsirkan lagi.
Sastrajuga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik,
dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan gagasan-gagasannya dalam
bentuk yang tidak normatif. Cabang-cabang seni yang lain juga dapat menarik
tanpa cerita, akan tetapi sullt bagi penciptanya mengemukakangagasanya.Dalam
musik misalnya,kata-katapenciptanyatertelan oleh melodinya.
Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya
seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalahkaryanya.Senimanadalah
media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu
menangkap hal yang lepas dari pengamatan orang lain.
IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester,
sebagai bagian dari MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam
salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya ( The
Humanities ), Akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha
mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan earn memperluas wawasan pemikiran
serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. 
Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswatidak perlu
mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya.Memang
seperticabang-cabangthe humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra
tidak diajarkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan
sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu
mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni
rupa, dan sebagainya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau
sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities. mahasiswa
diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
3.2. Ilmu
Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prasa
Istilah prosa banyak padanarmya. Kadang-kadang disebut narrative fiction,
prose fiction atau hanya fiction saja 
Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diteIjemahkan menjadi cerita
rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang
mempunyai pemeran. lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal
atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai unnik roman, atau novel,
atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indoensia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa
baru.
A.   Prosa lama meliputi
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita Pelipur Lara
B. prosa barn meliputi
1. Cerita Pendek
2. Roman/Novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
3.3. Nilai-nilai
dalam Prasa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak. mau karya sastra
(prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan  moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan
lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra Adapun
nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain ;
1.      
Prosa Fiksi Memberikan Kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca
mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa
atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk
mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak
mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh
yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya
untuk mencapai sukses.
2.      
Prosa Fiksi Memberikan Informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam
ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada
sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa
lalu, bahkan juga kehidupan yang akan dating atau kehidupan yang asing sama
sekali.
3.      
Prosa Fiksi Memberikan Warisan Kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imajinasi, dan merupakan sarana bagi
pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.novel seperti
Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang
mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi
yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. Novel yang berlatar
belakang perjuangan revolusi seperti jalan taka da ujung, misalnya menggambarkan
suatu tindakan heroism yang mengagumkan dan memberikan kebanggaan, yang oleh
generasi muda sekarang tidak lagi mengalaminya secara fisik. Dan oleh karena
mahasiswa tidak lagi mengalami secara fisik itulah, jiwa kepahlawanan perlu
disentuhkan lewat hasil-hasil sastra.
4.      
Prosa Memberikan Keseimbangan Wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan
pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih
banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi
yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan
sendiri.
3.4. Ilmu
Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Puisi
Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan
diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang
murni. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai
dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan
kesenian cabang/unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah
ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan
melalui media Bahasa yang artistik/estetik, yang secara padu dan utuuh
dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan Bahasa puisi disebabkan oleh
kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.      
Figura Bahasa (Figurative Language) seperti gaya
personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi
segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2.      
Kata-kata yang ambiguitas yaitu kata-kata yang
bermakna ganda, banyak tafsir.
3.      
Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah
diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga
terasa hidup dan memukau.
4.      
Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang
sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.      
Pengulangan, yang berfungsi untuk
mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih mengunggah hati.
Dibalik
kata-katanya yang padat, ekonomis dan sukar dicerna maknanya itu, puisi berisi
potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan kepada kita suasana-suasana dan
peristiwa-peristiwa kehidupan manusia dan juga dalam kaitan kehidupannya dengan
alam dan Tuhan. Ia merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair terhadap
kehidupan manusia, terhadap alam dan Tuhan yang diekspresikannya melalui Bahasa
yang artistik.